Aku
tersenyum sambil mengingat sastrawan terkenal Inggris William Morris memberi julukan “The Most Beautiful Village in
England” kepada desa kecil ini, Bibury, Gloucestershire, England. Desa yang jauh dari kata modern ini,
membuatku jatuh cinta ketika pertama kali melihatnya. Padang rumput yang luas,
beberapa domba yang sedang makan rumput dikejauhan bukanlah hal yang baru untuk aku lihat. Namun suasananya, semilir angin yang berhembus ditubuhku, rambut
panjangku pun mulai terkibar tak karuan, bau ini, aku suka bau ini. Bau angin
yang membawa serta bau pohon bau tanaman, ah aku tak tahu pohon apa, yang aku
tahu aku suka bau ini, ya inilah aku, seorang biologi yang malas belajar,
sehingga aku tidak tahu nama-nama jenis tanaman. Aku terdiam memandang sekitar,
dalam hati, suatu hari aku akan berada disini lagi bersama ayah ibuku dan kedua
adikku. Aku sering backpacker sendirian, tanpa mengajak mereka. Aku tak tega
mengajak mereka untuk berlelah ria, berjalan tanpa tujuan itulah aku. Terlihat
barisan cottage-cotagge batu tradisional seakan sudah lama menantiku, berbaris
rapi disepanjang jalan ini. Ku telusuri jalan sempit sambil tersenyum bahagia,
aku tak menyangka aku berada disini, walaupun aku sendirian, aku merasa
terpuaskan dengan pemandangan tempat ini, bagai mimpi aku berlari- lari kecil,
melihat kesana kemari kesegala arah, hamper tak ada tempat yang hilang dari
jangkauan mataku. Yah, aku puas sekali. Terlihat jembatan batu tua didepanku,
dengan aliran sungai dibawahnya. Akupun berhenti sejenak, melihat arus sungai
yang tak terlalu deras itu. Namun rasa penasaran yang besar ini, aku pun nekat
turun kesungai, ku lepaskan sepatu boot kulitku, dan kucelupkan kakiku ke air,
ah tak terlalu dalam namun dingin juga gumanku, dan lumayan membuat basah
celanaku. Dengan agak sedikit menyesal, aku mulai duduk dipinggir sungai sambil
mengayunkan kakiku diair, ada beberapa orang yang lewat dengan wajah yang aneh
namun akhirnya tersenyum karena untuk menghilangkan malu ku, aku tersenyum
duluan. Mungkin pikir mereka “anak udik dari mana nih?” ah biar saja pikirku,
tak ada yang mengenalku disini, aku mau melakukan hal yang gila sekalipun,
mereka tak mengenalku juga, aku tertawa sendiri. Aku pun mengelap kakiku yang
basah menggunakan tissue yang aku bawa dari penginapan.
Aku mulai berjalan
lagi, berkeliling tanpa tujuan, namun menikmati pemandangan yang aku lihat.
Akhirnya aku sampai dijalan yang agak lebar dan terlihat pondok-pondok batu
yang berkelompok disekitar gereja St. Mary Church dan The Square. Sepertinya
daerah ini pusat desa karena terlihat agak sedikit ramai disini. Aku memilih
untuk menghentikan langkahku sambil istirahat sejenak digereja tua itu,
menikmati arsitektur gereja yang memukau dan untuk berterima kasih padanya atas
perjalanan yang luar biasa mengubah hidupku. Perjalanan singkat yang jauh dari
modern dan gemerlap kota, hanyalah pemandangan desa, dengan bangunannya,
alamnya dan masyarakatnya bisa membuatku begitu membuatku terkesima. Dalam
doaku aku pasti kesini lagi, namun tidak sendiri lagi, tapi dengan keluargaku.
Karakter favorit saya adalah Jon Snow, karena Jon Snow adalah anak
haram dari Lord Eddard Stark, maka ia dianggap setengah winterfell, dan karena
alasan itu Jon Snow memilih menjadi Night Watch, pasukan penjaga wall yang
memisahkan antara seven kingdom dengan sisi utara yang berisi mahkluk-mahkluk
yang mengerikan.