Kamis, 03 November 2011

Kualitas Jabat Tangan

Berjabat tangan, sekilas bukan merupakan hal sulit. Namun sebuah penelitian di Inggris menyebutkan 70 persen orang memiliki sedikit "gangguan" saat melakukan aktivitas yang satu ini. Kebanyakan dari mereka kurang percaya diri saat melakukannya. Bahkan sebanyak 19 persen tak yakin apakah cara berjabat tangannya sudah benar atau belum. Selain itu, 56 persen orang yang merasa berjabat tangannya tak menyenangkan.
Ini menunjukkan bahwa berjabat tangan ternyata bukan hal yang mudah (meskipun berdasarkan penelitian, setiap orang rata-rata berjabat tangan sebanyak 15.000 kali sepanjang hayatnya).
Adalah Profesor Geoffrey Beattie dari University of Manchester, Inggris yang melakukan penelitian kualitas berjabat tangan ini. Dari penelitiannya itu ia menemukan rumus mengenai berjabat tangan terbaik.
PH = (e2 + ve2)(d2) + (cg + dr)2 + ?{(4<s>2)(4<p>2)}2 + (vi + t + te)2 + {(4<c>2 )(4<du>2)}2
Bagaimana cara menghitungnya? Anda tinggal mengganti saja komponen-komponen dari rumus itu dengan kualitas masing-masing saat berjabat tangan.
- (e) = kontak mata (1= tak ada kontak mata, 5= kontak mata langsung) - nilai yang diperlukan 5.
- (ve) = ucapan salam ( 1= tidak wajar, 5 = wajar) - 5.
- (d) = senyum Duchenne yaitu senyum sempurna yang membuat sudut mulut terangkat sehingga menimbulkan kerut di seputar mata dan simetris antara wajah bagian kiri dan kanan (1= jika senyum bukan senyum Duchenne, 5= senyum Duchenne sempurna) - 5.
- (cg) = kesempurnaan genggaman (1= tak sempurna/misalnya hanya bersentuhan separuh telapak tangan, 5=bisa menggenggam dengan sempurna) - 5.
- (dr) = kelembaban tangan (1=lembab, 5=kering) - 4.
- (s) = kekuatan (1 = lemah, 5= menggenggam kuat) - 3.
- (p) = posisi tangan (1= di belakang badan sendiri, 5=berada di jangkauan lawan dan nyaman melakukannya) - 3.
- (vi) = tenaga (1=terlalu rendah/terlalu kuat, 5=sedang) - 3.
- (t) = suhu tangan (1=terlalu dingin/terlalu panas, 5=sedang) - 3.
- (te) = tekstur tangan (1=terlalu keras/terlalu lunak/halus, 5=sedang) - 3.
- (c) = kontrol (1= rendah, 5 = tinggi) - 3.
- (du) = durasi (1=sebentar, 5= lama) - 3.
Jika ingin mendapatkan kualitas jabat tangan sempurna maka secara saintifik, seluruh parameter itu harus bernilai 5. Namun pada praktiknya, tak perlu sesempurna itu. Menurut teori itu, nilai seperti digambarkan dengan angka di belakang penjelasan tiap komponennya sudah cukup bagus. Bahkan tanpa menghitungnya, dengan memahami apa makna jabat tangan itu, jabat tangan terbaik sudah bisa dilakukan. Yang penting, kita percaya diri saat melakukannya dan tak membuat tangan kita atau tangan lawan jabatan tangan kita sakit karenanya.


bagaimanakah jabat tangan yang baik dan benar itu? Apakah hanya cukup untuk disebutkan "mantap dan kuat"? Berikut ini definisinya, yang dirangkum daripada beberapa sumber.
1. Tataplah mata lawan bicara Anda saat berjabatan tangan dengannya. Dengan menatap lawan bicara saat berjabatan, Anda menumbuhkan keyakinan, sekaligus menampakkan kepercayaan diri dan sopan santun.
2. Berjabat tanganlah dari telapak ke telapak (jangan berjabatan tangan dengan mempertemukan jari ke jari, atau telapak dengan jari). Jabat tangan yang mempertemukan telapak akan memberikan perasaan bersahabat dan nyaman.
3. Jangan terlalu akrab. Beberapa orang bertindak berlebihan dengan menarik tangan lawan dan secara keras mengayunkan ke atas ke bawah. Hal ini bisa membuat orang lain kesal.
4. Sadarlah akan keterbatasan fisik seseorang. Lansia, orang cacat, atau penderita arthritis (rematik) mungkin memiliki tulang yang lemah dan keterbatasan gerak. Melukai seseorang saat berjabatan tangan bisa menutup pintu hubungan yang baik dengan seseorang.
5. Ingatlah untuk mencipatakan jabat tangan yang bermakna. Jika Anda berjabatan tangan lalu dengan segera menarik tangan Anda dan melanjutkan pembicaraan seolah-olah tidak terjadi apa-apa, maka orang akan menganggapnya sebagai jabatan tangan yang tidak berarti dan tidak tulus. Maka, berikan perhatian melalui kontak mata atau sapaan (sekitar 3 detik) sebelum menarik tangan Anda.
6. Jika Anda memiliki keyakinan tidak membolehkan menyentuh tangan lawan jenis, lakukan jenis penghormatan menurut kebiasan yang biasa Anda lakukan atau kebiasaan yang umum (misalnya dengan mengatupkan ke dua lengan di depan dada atau juga dengan  membungkukkan badan seperti orang Jepang). Orang-orang akan tetap menghormati Anda. Hal ini juga bisa dilakukan, bila Anda sedang mengalami gangguan kesehatan. Utarakan hal ini pada lawan bicara Anda, dengan didahului permintaan maaf.
(sumber:AndrieWongso.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar